Minggu, 11 April 2010

Kesadaran yang Memilukan


Sebut saja Clarice, gadis berusia 21 tahun ini bekerja sebagai peneliti ekologi. Sepanjang 20 tahun hidupnya, ia merasa sangat bosan dengan hidupnya, merasa benci dengan bekas luka bakar yang cukup terlihat di pipinya yang merona, merasa dirinya tak patut dicintai dan mencintai. Clarice, seorang gadis berbakat , pintar, dan manis ini tampaknya tak bisa lagi melihat hal positif dalam dirinya. Ia kehilangan harapan. Ia berteriak pada Tuhan, namun merasa tak mendapat jawaban. Ia mengulurkan tangan pada Tuhan, tapi selalu dijatuhkan dan mendapat luka yang tak kunjung padam, bagai sakitnya luka bakar yang dideritanya.
Sebuah kejadian sederhana nan memilukan menyadarkannya bahwa Tuhan tetap melihat dirinya.
Pagi itu, seperti biasanya Clarice disibukkan oleh pekerjaannya yang menurutnya sangat membosankan. Clarice bersama rekannya beranjak ke pedalaman untuk meneliti kadar air di desa tersebut. Sementara itu, Ibu Clarice yang sakit-sakitan terpeleset dari tangga dan sempat tak sadarkan diri. Beruntung, adik Clarice tengah menjenguknya dan segera membawanya ke rumah sakit terdekat. Tidak adanya sinyal komunikasi di pedalaman, membuat adik Clarice tidak bisa menghubungi kakaknya.
Pukul 9 malam, Clarice pulang mendapati sebuah post id kuning di meja. Clarice tersentak mendengar kabar tersebut. Dalam perjalanan Clarice berdoa, sesuatu yang telah lama tidak dilakukannya lantaran kekecewaan akan peristiwa traumatis hidupnya, ia bergumam, "Tuhan, aku tahu aku tak pantas memohon kepadamu, tetapi aku percaya, ibu akan sembuh."
Sesampai di rumah sakit , pikiran Clarice berkecamuk. Kejadian terakhir yang diingatnya hanya pertengkaran dan adu mulut yang tak pernah berhenti antara dirinya dan keluarganya. Clarice hanya bisa menahan air mata yang menggenang.
"Kakak...!!" Adik Clarice menghampirinya, wajahnya sama kusutnya dengan Clarice, namun tidak terlihat kecemasan berlebih. " Bagaimana kondisinya? " tanya Clarice
"Sudah lebih baik, hanya terjadi gegar otak ringan. Sekarang kondisinya sudah stabil. Tapi, tadi ibu sempat mengigau, memanggil nama bibi Rosie... Bibi Rosie juga tengah berjuang menghadapi penyakit gagal ginjal yang dideritanya, kak.." jawab adiknya
Clarice terdiam sejenak. Ia masuk ke ruangan , mendapati ibunya yang terlihat penuh keriput di usianya yang menginjak angka 60. Selama beberapa saat Clarice terdiam, ada rasa sesal, ada rasa haru, kemudian keluar dari kamar tersebut, menanyakan kapel terdekat pada perawat.
Di kapel inilah, Clarice memulai perjumpaannya dengan Tuhan. " Tuhan,..., entah kenapa, di saat semua masalah datang dalam kehidupanku, aku menyadari kesalahanku. Aku salah, akulah yang tak pernah memegang tanganMu, akulah yang melepaskan diri dariMu, karena salahkulah, aku jatuh dan terluka. Ampuni kesalahanku, dan trimalah aku kembali ya Tuhan. Aku memang tak layak. Sudah terlalu lama aku menyakiti hatiMu. "

Ketika cuaca indah nan cerah, terkadang kita lupa untuk bersyukur, terhanyut pada suasana duniawi. Ketika badai datang dan menerpa, barulah kita sadar bahwa kita lupa untuk bersyukur dan kerap menyalahkan Tuhan.
Clarice hidup dalam kaca mata hitam, dalam kotak kotak dunia yang dibuatnya sendiri. Peristiwa demi peristiwa membawa proses bagi Clarice untuk senantiasa bersyukur dalam suka dan duka.
Kadang Tuhan ijinkan kita menanggung salib kita, karena tahu bahwa kita bisa berjuang dan mengalami pembaharuan dalam derita.
Ketika kita tidak berfokus pada permasalahan yang terjadi pada diri kita sendiri, membuka hati melihat permasalahan orang lain, barulah kita belajar berempati, dan barulah kita sadar kita tidak sendirian menghadapi masalah. Barulah kita sadar, kita bisa berbuat lebih banyak.
Ketika kita menghibur orang lain, kita sebenarnya menimbun penghiburan bagi diri sendiri.
Saat seseorang terlalu mengkritik dan memperhatikan kita secara berlebihan, sadarlah bahwa mereka terlalu menyayangi kita, dan bentuk sayang tidak selalu sehalus sutera, kadang berkerikil dan sedikit berduri, seperti kaktus yang melindungi dirinya sendiri.

0 komentar:

 

Setangkup Roti Copyright © 2009 Designed by Ipietoon Blogger Template In collaboration with fifa
Cake Illustration Copyrighted to Clarice