Senin, 23 Agustus 2010

I Write Like...



I write like
Dan Brown

I Write Like by Mémoires, Mac journal software. Analyze your writing!


Wahaha, so happy! But actually it's not valid, because you must put your text in english, and I put it in indonesian language.. But still nice to try it! Would you try to analyze your english writting? LOL
Continue reading...

I'm Having Discussion with Epicurus


Epicurus berkata : "Jika Allah ingin mencegah kejahatan tetapi Ia tidak dapat , maka Ia tidak maha kuasa"

Me: "Kapankah Allah ingin tetapi Ia tidak dapat ? Perlu diingat bahwa Allah maha segalanya, tetapi Dia juga maha baik.

Epicurus berkata: "Jika Ia dapat tetapi tidak ingin, maka Ia tidak maha baik."

Me : "Hmm.."

Epicurus berkata: "Jika Ia dapat dan ingin, mengapa terjadi kejahatan?"

Me: "Sejauh mana batasan maha baik di sini, argumen anda Epicurus hanya sebatas pemikiran manusia, bahwa jika ia maha baik, segala kejahatan di dunia akan dihapuskan. Padahal, kebaikan Allah tercermin dengan memberikan kehendak bebas bagi manusia. Saat manusia mulai kehilangan arah, Allah masih berkenan membantunya kembali dengan ’alarm’ yang terkadang tidak diindahkan manusia. Manusia bebal dan terjerumus. Dan saat terjerumus, andaikan ia mau bertobat dan minta tolong pada Allah, maka Allah akan berkenan menolong. Namun, manusia lagi-lagi seringkali tidak puas dengan pertolongan Allah, dan kembali pada jalan yang sesat. Sekali lagi, Allah yang maha baik masih berkenan menerimanya. Allah terkadang menggunakan berbagai cara yang mungkin terkesan sebagai suatu masalah. Namun dengan adanya masalah, manusia belajar dari kesalahan, dan bisa kembali ke jalan yang benar."

Epicurus berkata : "Lantas Mengapa memanggilnya Allah ?"

Me : "Andaikan saja di dunia terdapat orang yang berkuasa, mementingkan kepentingan banyak orang, contoh saja : Presiden. Kita menyebutnya demikian, bukan sekedar karena kewajiban, tapi bentuk penghargaan kita atas kebaikan dan kemampuannya. Kalau seorang manusia saja yang masih memiliki banyak kekurangan, dapat kita puja seperti itu, apalagi pencipta kita yang maha kuasa, maha baik, sempurna dan tak bercacat, akan kita panggil siapa Dia selain Allah?"


According to my reflection for logic and philosopy class, 2009

Continue reading...

Minggu, 01 Agustus 2010

Great Words from Mother Teresa


People are often unreasonable, illogical, and self-centered; Forgive them anyway. If you are kind, People may accuse you of selfish, ulterior motives; Be kind anyway. If you are successful, you will win some false friends and some true enemies; Succeed anyway. If you are honest and frank, People may cheat you; Be honest and frank anyway. What you spend years building, someone could destroy overnight; Build anyway. If you find serenity and happiness, They may be jealous; Be happy anyway. The good you do today, people will often forget tomorrow; Do good anyway. Give the world the best you have, and it may never be enough; Give the world the best you've got anyway. You see, in the final analysis, it is between you and God; It was never between you and them anyway.
Mother Teresa

The biggest disease today is not leprosy or tuberculosis, but rather the feeling of being unwanted.
Mother Teresa

The hunger for love is much more difficult to remove than the hunger for bread.
Mother Teresa

We ourselves feel that what we are doing is just a drop in the ocean, I think the ocean would be less because of that missing drop. I do not agree with the big way of doing things.
Mother Teresa
A Gift for God

We need to find God, and he cannot be found in noise and restlessness. God is the friend of silence. See how nature - trees, flowers, grass - grows in silence; see the stars, the moon and the sun, how they move in silence…We need silence to be able to touch souls.
Mother Teresa

Please choose the way of peace. ... In the short term there may be winners and losers in this war that we all dread. But that never can, nor never will justify the suffering, pain and loss of life your weapons will cause.
Mother Teresa
Letter to U.S. President George Bush and Iraqi President Saddam Hussein, January 1991

At the end of life we will not be judged by how many diplomas we have received, how much money we have made, how many great things we have done. We will be judged by 'I was hungry and you gave me to eat, I was naked and you clothed me, I was homeless and you took me in.' Hungry not only for bread - but hungry for love. Naked not only for clothing - but naked for human dignity and respect. Homeless not only for want of a room of bricks - but homeless because of rejection.
Mother Teresa

Thank You Mother Teresa, you are truly a gift from God!
Source : http://www.allgreatquotes.com/mother_teresa_quotes.shtml
Continue reading...

Senin, 21 Juni 2010

You Are Special, A Story About Punchinello







It’s a story about Punchinello, a wooden person called a Wemmick. The Wemmicks spend their days putting stickers on each other- gold stars for “good Wemmicks” and dots for not-so good Wemmicks. Punchinello has dots all over him, because he doesn’t have any special skills and is clumsy. Because of his dots, everyone makes fun of him and he begins to feel like an outcast.

Then one day he meets a girl who doesn’t have any stars or dots on her, and he asks her why she is different from all of the other Wemmicks. She explains that she has met Eli, the woodcarver who made the Wemmicks, and she suggests that Punchinello go to visit him.

Punchinello goes to see Eli, and Eli explains that the stars and dots only stick if you let them. And that it doesn’t matter what the people in the town think of him, because Eli, his maker, made him and he thinks Punchinello is special. Punchinello finally understands where his true worth lies, and as he leaves the house, the dots that have caused him so much pain start to fall off.


Video :

http://www.youtube.com/watch?v=CMBpAi30FSE&feature=related

http://www.youtube.com/watch?v=xDeRkX6hhL8&feature=related

http://www.youtube.com/watch?v=9P21fu4NsyI&feature=related

( can't find english version )


Beberapa hari yang lalu waktu aku ikut retret, aku dapet cerita ini. Cerita yang sangat menyentuh dan aku berharap bisa share cerita ini ke teman2 yang lain. Hampir semua dari kita pernah mengalami keadaan seperti ini, di label dan dicap negatif oleh banyak orang yang kemudian membuat kepribadian kita menjadi seperti yang dikatakan oleh orang lain pada kita. Hari ini kita belajar sesuatu, bahwa keberhargaan diri kita tidak dilihat oleh apa kata orang pada kita, tapi apa yang Tuhan katakan pada kita.

Sebuah perumpamaan tentang uang sebesar 100 ribu rupiah yang mulus , fresh, baru, dan bernilai. Ketika uang itu dilipat, diremas-remas, hingga kusut, nilainya tidak berubah bukan? kemudian tidak sengaja terinjak dan terbuang ke got, terbawa angin, kemudian jatuh di kaki seseorang, apakah masih berharga? masih bernilaikah uang itu?

Sama halnya dengan kita. Tuhan menciptakan kita, Tuhan mengenal hati kita luar dan dalam, ketika orang lain tidak bisa menerima kita, Tuhan masih mau lo menerima kita apa adanya, Why? Kita anakNya, kita ciptaanNya yang dibentuk menurut gambar dan rupa Allah, kita sempurna di mataNya.

Now, it's your choice, masih mau mendengar kata2 orla, atau mau seperti punchinello yang datang kepada Tuhan dan menerima kasihNya, dan tidak membiarkan orla menentukan hidup kita. It's your Life, not Them. Dare to stand alone. Tuhan gak mungkin biarkan kita dikucilkan kok, carilah kerajaan Allah, maka semuanya akan ditambahkan bagiMu.


Ketika orang di sekitar kita berbuat hal yang tidak baik, tidak sesuai dengan hati nurani kita, salah di mata Tuhan, maukah kita berbalik dan tidak ikut2an? Walau harus menentang budaya, Tuhan ingin kita berjalan di jalanNya dan bukan jalan yang dibentuk manusia.


Teman, manusia gak ada yang perfect, kita semua punya kelemahan,punya ego, punya benteng dalam diri dan ini adalah sebuah proses kehidupan yang ga pernah berhenti. Jadi, mari kita bersama berjuang mencari kerajaan Surga hingga akhir nanti.

semoga bisa menjadi sesuatu yang membangun yah..



Continue reading...

Kamis, 06 Mei 2010

I Fly Too High


Edile, seorang bocah di dusun Jerami tengah memenuhi karung beras dengan pupuk yang telah diolah oleh ayahnya. Edile begitu bersemangat , berharap dipuji oleh sang ayah karena telah bekerja keras. " Kalau aku isi karung ini hingga penuh, ayah pasti akan memuji aku dan memberi aku hadiah.." pikir Edile sembari tersenyum dan dengan penuh semangat terus mengisi karung hingga penuh.
Karung itu penuh, dan hampir tak bisa diikat lagi. Edile berusaha sekuat tenaga hingga karung dapat tertutup rapat. Saat hendak mengangkat ke truk , Edile yang bertubuh mungil itu tidak mampu menahan beban karung yang 2 kali lipat besar tubuhnya. Edile sempat terjatuh, tetapi karena ingin menyenangkan ayahnya, dia terus mencoba dan akhirnya memutuskan menarik karung sampai ke truk. Goresan demi goresan pada karung memmbuatnya lubang dan robek, menyebabkan segunung pupuk yang tercecer di genangan air tanah. Pupuk larut dan tidak bisa digunakan kembali.
Ayah Edile segera berlari menyelamatkan sebagian pupuk yang masih kering.
Edile hanya bisa menangis. Air matanya menggenang. Matanya tak berani menatap sang ayah.
Ayah Edile menghampiri putra kecilnya itu. " Edile, kenapa kamu isi pupuk itu terlalu penuh? "
Edile dengan terisak menjawab, " mm.. Ayah.. kalau penuh..kan ... ayah bisa dapat uang lebih banyak.. "
"Edile, karung itu punya batas kekuatannya. Janganlah kamu paksa untuk memasukkan lebih banyak dari yang seharusnya. Jika kamu paksa, karung akan rusak seperti tadi.."
"Tapi yah.."
"Edile, jangan mengkhawatirkan hal-hal yang tak perlu kau khawatirkan. Tiap masalah ada jalan keluar dan ada waktu yang tepat. Jangan memaksakan apa yang kau inginkan, tapi bertanyalah apa yang Tuhan inginkan. Tuhan akan berikan apa yang Edile butuhkan pada waktuNya. Edile bersabar yah.."
Edile berhenti menangis, mengusap air matanya, dan kembali tersenyum sambil menatap sorotan mata ayahnya yang hangat.
----------------------------------------------------------------------------------------------------

" Janganlah menuntut terlalu banyak pada diri sendiri, sepintar apapun dirimu, kamu memiliki titik lemah dan batas kekuatan. Jika terlalu banyak tekanan dan tuntutan, kau hanya akan merusak dirimu sendiri, membuatnya berlubang, semakin besar, dan akhirnya roboh."
"Burung gereja yang tidak pernah terbang terlalu tinggi, tiba-tiba ingin terbang layaknya elang."
"Berilah dirimu sedikit sinar kehangatan, siraman air rohani setiap hari, dan pupuk dukungan untuk membiarkanmu tumbuh dan berkembang hingga berakar kuat seperti pohon beringin."
"Tuhan selalu mendatangkan kebaikan bagi manusia. Beri Dia waktu untuk menunjukkanNya hingga selesai. Jangan menginterupsi prosesnya."

Continue reading...

Kamis, 22 April 2010

Pesan Rahasia Sang Secret Admirer


"When you are kind to others, it not only changes you,it changes the world." Harold Kushner

Sebuah amplop surat berwarna biru yang terselip di buku ensiklopedi manusia setebal 5 cm itu mengawali sebuah perubahan paling dramatis di hidupku. Hanya ada sepucuk surat dan beberapa patah kata yang tertulis di sana. Sebuah kata yang memotivasi dan membuatku merasa amat tersanjung. Seberharga itukah diriku? Tanyaku berkali-kali memandang untaian kata indah itu.

" Vita, biru melambangkan laut yang terhampar luas dengan deburan ombak yang kadang tenang dan kadang bergelora. Seperti itulah AKU menggambarkan dirimu "

Amplop berwarna biru yang kupikir hanyalah dari seorang mahasiswa iseng di kampus atau surat dengan salah alamat yang kebetulan bernama sama denganku itu ternyata disusul dengan amplop berikutnya. Sebuah amplop merah muda itu kutemukan jatuh dari dalam tas ku ketika sedang mencoba merogoh ponsel. Kembali terdapat sepucuk surat, dengan untaian kata indah di dalamnya. Siapakah aku hingga si AKU terpesona dengan diriku? Apakah ada orang yang hendak mempermainkan perasaanku? Aku hanyalah mahasiswi kolot, konvensional, sederhana, dan tak ada sedikitpun berkas kecantikan dalam diriku yang kumal dan berkacamata tebal.

" Vita, merah muda melambangkan cinta dan kasih sayang yang terpancar keluar melalui kepedulianmu kepada sesama yang membutuhkan. Betapa kagumnya AKU pada dirimu "

Seolah merasa tersindir, apakah aku mengenal orang ini? Kapankah aku pernah peduli pada sesama? Yang kupedulikan selama ini hanya egoku dan kepentingan diriku pribadi. Aku malu dan takut bergaul dengan sesama. Siapakah sang pujangga AKU ini?

Sebuah amplop berwarna kuning berikutnya tiba-tiba kutemukan di sela-sela buku yang kupinjam dari perpustakaan. Sekali lagi amplop ini memberi diriku perasaan luar biasa. Aku bertanya-tanya dalam hati siapakah pengirim surat ini, dan apa tujuan sebenarnya mengirimkan aku semangat yang berkobar-kobar ini.

" Vita, kuning melambangkan sinar matahari yang menghangatkan hati banyak orang, dan memanaskan api semangat yang berkobar-kobar. Seperti itulah AKU mengagumi pancaran sinarmu "

Kembali, perasaan tak enak muncul dari dalam hatiku. Seolah membuka kenangan lama, kenangan pahit dan menyakitkan yang membuatku memutuskan mengucilkan diri dari pergaulan. Aku semakin mendapat gambaran apa yang ingin disampaikan sang pujangga pada diriku.

Selama seminggu, tidak ada surat yang muncul. Aku bertanya-tanya dan terus berharap kata-kata pujian itu datang menghampiriku yang tengah terpuruk dan kesepian. Akhirnya, seminggu kemudian, surat berwarna abu-abu datang dan membuatku sangat terkejut karena isinya yang tajam dan membuatku malu.

"Vita, abu-abu adalah warna yang tepat untuk menggambarkan situasimu saat ini. AKU kecewa karena kamu tak mampu menetapkan pilihanmu. Putih adalah lambang kemurnian hati. Hitam adalah lambang kesesakan dan amarah. Mana yang akan kau pilih? AKU menunggu "

Teriris rasanya hati ini mendengar kata-kata menusuk yang tepat menggambarkan suasana bimbang dalam hatiku. Siapakah sang pujangga ini, mengapa Engkau begitu mengerti diriku? Lantas mengapa tak kau tolong aku?

Lama merenung, kuputuskan komitmen baru dalam hidupku. Aku mengambil sebuah kertas berwarna putih tebal, kulipat menjadi burung, dan kuterbangkan di lorong kampus yang tengah sepi saat itu. Aku bergumam dalam hati, "Siapapun kamu, pengirim surat rahasia, inilah jawabanku, lihatlah aku! Aku bukan diriku yang dulu lagi, aku sudah lahir kembali untuk menjadi seperti yang Kau ingini."

Sejak saat itu, aku mulai membuka diri dalam pergaulan, menjadi pribadi ramah nan menarik, berusaha menjadi penolong bagi orang lain yang membutuhkan, dan aku... jauh lebih bahagia dari yang pernah aku bayangkan.

Beberapa bulan kemudian, ketika hendak menuju kampus, tiba-tiba berpuluh-puluh balon berwarna putih beterbangan di angkasa. Sebuah senyum kecil mencuat di bibirku. Aku bergumam, " Aku tahu, Engkau melihatku dari atas sana "

Apa yang kita perbuat bagi orang lain, dapat menjadi sumber motivasi bagi orang tersebut dan juga dapat menjadi senjata yang menyakiti orang tersebut? Tentukan pilihanmu.

Ketika kamu menjadi malaikat bagi orang lain, kamu menjadi malaikat bagi dirimu sendiri.

Setiap manusia membutuhkan sosok penyemangat dan pengingat dalam hidupnya untuk mampu mencapai aktualisasi dirinya.


-cerita di atas hanyalah fiktif belaka,bila ada kesamaan nama atau peristiwa maka hanya bersifat kebetulan dan tidak disengaja-

Continue reading...

Senin, 19 April 2010

Memberi dan Menerima


Di sebuah trotoar dekat sebuah bak sampah, duduk seorang pemulung yang tengah beristirahat. Teriknya matahari siang itu membuat kulitnya yang sawo matang tampak semakin gelap, ditambah peluh dan debu yang melekat di wajahnya yang kusam. Pria ini mengangkat topi butut yang dipakainya dan mengibas-ngibaskan ke lehernya untuk memberi sedikit kesegaran. Pria yang mengenakan kaos abu-abu kumal ini kemudian mencari tempat berteduh di bawah pohon, sesekali pria ini menghela napas dan menelan ludah seraya melirik ke arah tukang es lilin yang sedang menjual dagangannya di bawah pohon tersebut. Sadar bahwa dagangannya menjadi perhatian pemulung tadi, tukang es bertanya pada pemulung tadi,"Mau esnya , Pak? Murah kok cuma 500 rupiah ! "
Pemulung itu tersentak kemudian merogoh saku celananya dan mendapati uang koin 500 rupiah. Pria ini memandangi uang koin berwarna emas tersebut, kemudian dikembalikannya ke saku celananya. " Nggak, Pak! Uang saya gak cukup.."
Tukang es heran , lantas bertanya , " Lo, emangnya bapak mau beli berapa, kok ga cukup? "
Pemulung ini menjawab, " Uang 500 ini tidak cukup untuk membeli makanan untuk anak saya di rumah. Lebih baik saya simpan untuk tambahan uang daripada saya belikan minum. Kasihan anak saya nanti.."
Tukang es merasa iba , ia ingat akan anak semata wayangnya yang juga menunggu dirinya di rumah. " Pak, ini saya kasih es lilinnya 2 gratis , buat bapak dan anak bapak di rumah.."
Pemulung tadi terkejut, tapi kemudian dengan senyum berseri-seri ia mengucapkan terima kasih pada tukang es tadi, dan segera berlari menuju gang sempit dekat jalan raya tersebut. Tampaknya tempat tinggal pemulung tadi harus melalui gang kelinci tersebut.
Hari semakin sore, ternyata dagangan tukang es lilin tidak begitu laris hari tersebut. Hari kian mendung, dari pagi hingga sore, es lilin yang terjual hanya 2 biji. Itu artinya, beliau hanya mendapat 1000 rupiah hari ini, sedangkan sisa es lilin yang lain sudah mulai mencair akibat panas terik di siang hari sehingga tidak dapat dijual kembali. " huh.. rugi deh hari ini..1000 rupiah bisa buat beli apa.. Belum lagi Dodot minta dibelikan mainan dan aku janji mau membelikan hari ini.."
Dengan hati yang gundah, tukang es tadi berjalan melewati perkampungan hendak pulang ke rumahnya. Di tengah jalan, beliau melihat gerobak mainan. Tukang es tadi segera menepi dan bertanya pada penjual mainan, " Permisi bu, berapa ya harga mainan mobil-mobilan ini ? "
Ibu itu menjawab, " Oh itu pak, harganya 5 ribu.."
"waduh, bisa kurang gak bu, saya cuma punya 1000 rupiah.." jelas tukang es
Ibu itu kembali menjawab dengan ketus, " Waduh mana bisa kalau cuman seribu pak, bikin aja sendiri kalau begitu! "
Mendapat perlakuan tak enak, tukang es kembali menarik gerobak dan pulang dengan langkah gontai.
Sesampai di rumah, Dodot tengah bermain mobil-mobilan yang terbuat dari kayu, lempeng bekas, roda bekas yang ditarik dengan tali. "Loh, Dodot dari mana kamu dapat mainan ini? Ayo, cepat balikkan ke yang punya.."
"Ini punya Dodot bapak..!! dikasih sama teman baru Dodot yang tinggal di kampung sebelah. Ayahnya pemulung yang biasa mulung di jalan raya. Mainan ini dibuatkan untuk Dodot.. "
"Ya sudah, besok antar bapak ke rumah temanmu yah, bapak mau berterimakasih.."

Keesokan harinya, Dodot dan ayahnya, si tukang es lilin, bersama-sama menuju rumah teman Dodot. Tak disangka tukang es ini bertemu dengan pemulung yang ditolongnya. Menyadari kebaikan hati masing-masing, tukang es segera menyalami erat pemulung tersebut.
Tukang es yang telah menolong pemulung, pemulung kemudian menolong anak kecil yang menangis meminta mainan di depan rumahnya, dan ternyata merupakan anak si tukang es.

Hari ini kita belajar, bahwa dengan memberi sesuatu kepada orang yang membutuhkan, tidak harus berupa barang, tapi juga bisa berupa semangat dan kata, kita menerima sesuatu dari orang lain yang memberikan kebahagiaan dan menjadi semangat baru dalam hidup kita.
Dengan memperhatikan orang lain, kitapun diperhatikan oleh orang lain. Dengan melayani, kitapun dilayani. Saling berbagi kasih dapat memberi inspirasi baru untuk menatap hari depan.
Maukah Anda mengulurkan tangan Anda ?
Continue reading...

Sabtu, 17 April 2010

Thank You


Cilla, anak berusia 4 tahun itu berlarian di halaman rumahnya sambil sesekali mengumbar senyum manis yang membuat pipi cabi-nya memerah. "Cilla, cillla, sini dong, kakak mau kasih permen nih!" kataku kepada anak kecil itu.
Cilla menoleh sembari terkekeh dan berlari kencang ke arahku. "Oop oop.. Stooop..haha" kataku melihat serbuan si centil ini.
"Mana pelmennya, kak??" tanyanya polos dan cadel.
"Nih.. Cilla pilih deh yang Cilla suka, ada stroberi, coklat, pisang, nyam nyam , hehe..." kataku geli melihat mata Cilla yang terbelalak melihat setumpuk permen dalam kaleng yang kubawa.
"Cilla ambil yang ini, Telima kasih kakak.." jawabnya seraya mengambil permen coklat dan berhambur kembali ke halaman, sesekali melambai ke arahku.

Terima Kasih Kakak, 3 kata ini terus terngiang di benakku sepanjang perjalanan pulang dari panti asuhan tersebut. Seorang anak kecil berusia 4 tahun yang dengan polosnya mensyukuri segala hal baik yang didapatnya.

Kata terima kasihnya membuatku sadar bahwa aku hampir tidak pernah berterima kasih. Yang kulakukan tiap hari hanyalah mengeluh dan mengeluhkan setiap keadaan dan permasalahan yang kuhadapi. Aku menghindar, mencari pembenaran dengan menipu diriku sendiri. Rasanya benar kata - kata para pujangga, ketika kita semakin dewasa, ketika kita semakin tahu, ketika kita sudah ternoda dengan keinginan duniawi kita, kita lupa.. lupa untuk melihat pada pencipta kita.

Aku tersenyum, apa salahnya berterima kasih? Apa sulitnya mengungkapkan kata tersebut ?
Di balik semua masalah yang terjadi, aku percaya Tuhan merancangkan segala sesuatu yang mendatangkan kebaikan bagi kita anakNya, dan Dia lakukan semua pada saat yang tepat, pada waktuNya. Maukah kita bersabar sedikit lagi, dan kembali bersyukur padaNya?

------------------------------------------------------------------------------

penulis hendak berterimakasih kepada :
-Tuhan, yang seringkali aku menyalahkanNya
- teman-teman kampus yang selalu caring dan supporting, tanpa kalian tahu.
-orang tua yang sabar meladeni keluhan penulis
-para dosen yang humoris, killer, strict, dan aneka ragam tipe
-saudara dan sahabat
-konselor yang pernah didatangi penulis
-dokter yang pernah merawat penulis
-orang orang yang memuji dan yang mengkritik
-orang-orang yang pernah menyakiti dan merendahkan penulis
-orang-orang populer dan para motivator , penulis buku, inspirator
-orang-orang cacat
-anda yang membaca tulisan ini
-semua orang di luar sana..
Thank You
Continue reading...

Kamis, 15 April 2010

Lihatlah Aku, Bukan Lukaku



Jeritan Hati Seorang Perempuan

Lelah, penat, kecewa, putus asa, air mata yang sudah mengering
Pandangan mata yang menatap lurus kosong dan hampa
Pertanyaan demi pertanyaan berkelebat di dalam bayangan
Kata mengapa terus muncul dalam benak

Jeritan hati yang tak keluar dari seorang perempuan
Hanya bisa menggigit bibir di saat salah dimengerti
Lihat Aku, Lihat diriku apa adanya aku
Berhentilah memandangku seolah diriku sangat berbeda

Manusia pasti punya kelemahan
Mengapa kau mampu menerima yang cacat dan bernoda ?
Tetapi kau menusuk aku dengan kata katamu
sindiran halus nan pedas , nasihat asal yang terlontar

Tidakkah kau hargai perjuanganku?
Sedikit usaha yang nampak, tak jua kau lihat
Sedikit noda tercemar, kau buat aku terpojok

Cukup sudah.
Aku hendak melepas topengku, aku hendak berteriak kencang
Lihatlah Aku, Lihatlah diriku seutuhnya Lihatlah Aku, Bukan Lukaku

didedikasikan untuk orang-orang yang mendapat perlakuan berbeda dari masyarakat, yang dikucilkan, yang ditindas, yang dimaki, yang direndahkan, yang disepelekan, yang tidak dihargai, yang selalu dianggap salah,yang mengalami kekurangan fisik, yang butuh penghiburan, yang lelah dengan segala kritikan, yang ingin DILIHAT ..
"Anda berharga, Anda luar biasa, segala hal yang anda alami saat ini, Anda tidak sendiri, saya, kamu, dan teman teman mengalaminya dengan situasi yang berbeda. Percayalah dan jangan putus harapan. Kami semua tengah berjuang bersama dengan Anda melalui hari-hari yang tampak mendung dan gelap. Yakin, di akhir perjalanan, akan ada sebuah titik terang yang mengubahkan hidup Anda."
Continue reading...

"Enthusiasm" Giveaway Contest




Sebuah quotes menarik , Nothing Great was never achieved without Enthusiasm - Ralph Waldo Emerson, menggugah tekad saya mengikuti sebuah kontes menulis yang sangat menarik, "Enthusiasm" Giveaway Contest.
Ada magnet menarik dari kata "Enthusiasm" yang bila diartikan dalam bahasa Indonesia, adalah semangat yang berkobar-kobar. Maka benarlah kata Ralph Waldo Emerson bahwa tidak ada sesuatu yang besar yang dapat diraih tanpa semangat yang menggebu-gebu.
Bila saya boleh mengungkapkan dan menggambarkan "Enthusiasm" ke dalam kisah hidup saya, saya akan ibaratkan "Enthusiasm" sebagai "Passion" yang menuntun saya untuk meraih impian-impian saya. Bagi saya, impian dan semangat yang kuat untuk meraihnya adalah hal yang membuat hidup terasa berwarna bagai pelangi, dan manis layaknya cupcakes. Tanpa passion, kita bagaikan kehilangan kontrol pada kemudi kapal, terombang ambing oleh derasnya ombak di lautan. Tidak ada tujuan dan visi kehidupan, yang ada hanya keputusasaan.
"Enthusiasm" menuntun saya untuk bertahan menghadapi masalah saya di lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan pergaulan saya sehari-hari. "Enthusiasm" memberi spirit buat saya ketika saya gagal dan jatuh lagi ke lubang yang sama. " Enthusiasm " memotivasi saya untuk berbuat lebih pada dunia, dengan memberi, kita menerima.
"Enthusiasm" mengarahkan saya untuk menuliskan pandangan saya dalam kontes ini yang hendak saya bagikan bagi seluruh pembaca : " Jangan Menyerah! Kegagalan akan datang , ketika Anda berhenti berharap dan tidak lagi mencoba "

Bagi pembaca yang berminat menyampaikan buah pikiran Anda, silahkan membuka link berikut ini untuk bertemu dan bercakap dengan author "Enthusiasm" , Fida Abbott yang telah memberi inspirasi bagi saya dalam menemukan passion saya di dunia blogging dan menulis :
(1) www.fidaabbott.blogspot.com (2) www.fidaabbott.com and (3) www.abbottsbooks.com

Continue reading...

Minggu, 11 April 2010

Kesadaran yang Memilukan


Sebut saja Clarice, gadis berusia 21 tahun ini bekerja sebagai peneliti ekologi. Sepanjang 20 tahun hidupnya, ia merasa sangat bosan dengan hidupnya, merasa benci dengan bekas luka bakar yang cukup terlihat di pipinya yang merona, merasa dirinya tak patut dicintai dan mencintai. Clarice, seorang gadis berbakat , pintar, dan manis ini tampaknya tak bisa lagi melihat hal positif dalam dirinya. Ia kehilangan harapan. Ia berteriak pada Tuhan, namun merasa tak mendapat jawaban. Ia mengulurkan tangan pada Tuhan, tapi selalu dijatuhkan dan mendapat luka yang tak kunjung padam, bagai sakitnya luka bakar yang dideritanya.
Sebuah kejadian sederhana nan memilukan menyadarkannya bahwa Tuhan tetap melihat dirinya.
Pagi itu, seperti biasanya Clarice disibukkan oleh pekerjaannya yang menurutnya sangat membosankan. Clarice bersama rekannya beranjak ke pedalaman untuk meneliti kadar air di desa tersebut. Sementara itu, Ibu Clarice yang sakit-sakitan terpeleset dari tangga dan sempat tak sadarkan diri. Beruntung, adik Clarice tengah menjenguknya dan segera membawanya ke rumah sakit terdekat. Tidak adanya sinyal komunikasi di pedalaman, membuat adik Clarice tidak bisa menghubungi kakaknya.
Pukul 9 malam, Clarice pulang mendapati sebuah post id kuning di meja. Clarice tersentak mendengar kabar tersebut. Dalam perjalanan Clarice berdoa, sesuatu yang telah lama tidak dilakukannya lantaran kekecewaan akan peristiwa traumatis hidupnya, ia bergumam, "Tuhan, aku tahu aku tak pantas memohon kepadamu, tetapi aku percaya, ibu akan sembuh."
Sesampai di rumah sakit , pikiran Clarice berkecamuk. Kejadian terakhir yang diingatnya hanya pertengkaran dan adu mulut yang tak pernah berhenti antara dirinya dan keluarganya. Clarice hanya bisa menahan air mata yang menggenang.
"Kakak...!!" Adik Clarice menghampirinya, wajahnya sama kusutnya dengan Clarice, namun tidak terlihat kecemasan berlebih. " Bagaimana kondisinya? " tanya Clarice
"Sudah lebih baik, hanya terjadi gegar otak ringan. Sekarang kondisinya sudah stabil. Tapi, tadi ibu sempat mengigau, memanggil nama bibi Rosie... Bibi Rosie juga tengah berjuang menghadapi penyakit gagal ginjal yang dideritanya, kak.." jawab adiknya
Clarice terdiam sejenak. Ia masuk ke ruangan , mendapati ibunya yang terlihat penuh keriput di usianya yang menginjak angka 60. Selama beberapa saat Clarice terdiam, ada rasa sesal, ada rasa haru, kemudian keluar dari kamar tersebut, menanyakan kapel terdekat pada perawat.
Di kapel inilah, Clarice memulai perjumpaannya dengan Tuhan. " Tuhan,..., entah kenapa, di saat semua masalah datang dalam kehidupanku, aku menyadari kesalahanku. Aku salah, akulah yang tak pernah memegang tanganMu, akulah yang melepaskan diri dariMu, karena salahkulah, aku jatuh dan terluka. Ampuni kesalahanku, dan trimalah aku kembali ya Tuhan. Aku memang tak layak. Sudah terlalu lama aku menyakiti hatiMu. "

Ketika cuaca indah nan cerah, terkadang kita lupa untuk bersyukur, terhanyut pada suasana duniawi. Ketika badai datang dan menerpa, barulah kita sadar bahwa kita lupa untuk bersyukur dan kerap menyalahkan Tuhan.
Clarice hidup dalam kaca mata hitam, dalam kotak kotak dunia yang dibuatnya sendiri. Peristiwa demi peristiwa membawa proses bagi Clarice untuk senantiasa bersyukur dalam suka dan duka.
Kadang Tuhan ijinkan kita menanggung salib kita, karena tahu bahwa kita bisa berjuang dan mengalami pembaharuan dalam derita.
Ketika kita tidak berfokus pada permasalahan yang terjadi pada diri kita sendiri, membuka hati melihat permasalahan orang lain, barulah kita belajar berempati, dan barulah kita sadar kita tidak sendirian menghadapi masalah. Barulah kita sadar, kita bisa berbuat lebih banyak.
Ketika kita menghibur orang lain, kita sebenarnya menimbun penghiburan bagi diri sendiri.
Saat seseorang terlalu mengkritik dan memperhatikan kita secara berlebihan, sadarlah bahwa mereka terlalu menyayangi kita, dan bentuk sayang tidak selalu sehalus sutera, kadang berkerikil dan sedikit berduri, seperti kaktus yang melindungi dirinya sendiri.
Continue reading...

Senin, 05 April 2010

Everlasting Love


It was a busy morning, about 8:30, when an elderly gentleman in his 80s arrived to have stitches removed from his thumb. He said he was in a hurry as he had an appointment at 9:00am.

I took his vital signs and had him take a seat, knowing it would be over an hour before someone would be able to see him. I saw him looking at his watch and decided since I was not busy with another patient I would evaluate his wound.


On exam, it was well healed, so I talked to one of the doctors and got the needed supplies to remove his sutures and redress his wound.


While taking care of his wound, I asked him if he had another doctor's appointment this morning, as he was in such a hurry. The gentleman told me no, that he needed to go to the nursing home to eat breakfast with his wife.


I inquired as to her health. He told me that she had been there for a while and that she was a victim of Alzheimer's disease. As we talked, I asked if she would be upset if he was a bit late. He replied that she no longer knew who he was, that she had not recognized him in five years now.

I was surprised, and asked him, "And you still go every morning, even though she doesn't know who you are?"


He smiled as he patted my hand and said, "She doesn't know me, but I still know who she is."

I had to hold back tears as he left. I had goose bumps on my arm and thought, "That is the kind of love I want in my life."


True love is neither physical, nor romantic. True love is an acceptance of all that is, has been, will be, and will not be.

shared by Mr.Andreas Budiman

Continue reading...

The mayonnaise jar and 2 cups of coffee




When things in your life seem almost too much to handle,

when 24 Hours in a day is not enough,

remember the mayonnaise jar and 2 cups of coffee.


A professor stood before his philosophy class and had some items in front of him.

When the class began, wordlessly, he picked up a very large and empty mayonnaise jar and proceeded to fill it with golf balls.

He then asked the students if the jar was full.

They agreed that it was.

The professor then picked up a box of pebbles and poured them into the jar.

He shook the jar lightly.

The pebbles rolled into the open areas between the golf balls.

He then asked the students again if the jar was full.

They agreed it was.

The professor next picked up a box of sand and poured it into the jar.

Of course, the sand filled up everything else.

He asked once more if the jar was full.

The students responded with an unanimous "yes."

The professor then produced two cups of coffee from under the table

And poured the entire contents into the jar, effectively filling the empty space between the sand.

The students laughed.

"Now," said the professor, as the laughter subsided,

"I want you to recognize that this jar represents your life.

The golf balls are the important things -

God, family, children, health, friends, and Favorite passions things that if everything else was lost and only they remained,

your life would still be full.

The pebbles are the other things that matter like your job, house, and car.

The sand is everything else -- the small stuff.

"If you put the sand into the jar first," he continued,

"there is no room for the pebbles or the golf balls.

The same goes for life.

If you spend all your time and energy on the small stuff,

you will never have room for the things that are important to you.

So...

Pay attention to the things that are critical to your happiness.

Play With your children.

Take time to get medical checkups.

Take your partner out to dinner.

Play another 18.

There will always be time to clean the house and fix the disposal.

"Take care of the golf balls first -- the things that really matter.

Set your priorities.

The rest is just sand."

One of the students raised her hand and inquired what the coffee represented.

The professor smiled.

"I'm glad you asked".

It just goes to show you that no matter how full your life may seem, there's always room for a couple of cups of coffee with a friend."


sumber: http://www.catsprn.com/mayonnaise_jar.htm

Continue reading...

Minggu, 04 April 2010

Happy Easter 2010!


A bright and special wish for your family and loved ones on Easter.
Continue reading...

Coretan Bodoh Pelajar SMA [part 1]


Kejadian Memalukan Selama Masa SMP dan SMA :
1. Stres akibat Ujian Nasional, saya juga mengalaminya. Karena stresnya, asam lambung saya meningkat sampai puncak (lebay). Alhasil walau sudah sarapan pagi, sewaktu try out, ..."kriuk krucuk krucuk..." di tengah suasana hening dan penuh konsentrasi, perut saya berbunyi. Teman di samping dan depan ternyata mendengar desah perih perut saya, mereka cekikikan sambil menahan tawa. Merah padam , wajah saya..
2. Saat guru menyuruh Anda membacakan buku paket, listen carefully! Saya masih ingat jelas betapa bodohnya saya! Sewaktu ibu guru menyuruh saya membaca teori di buku paket SMP saya, tiba-tiba ia menyuruh saya berhenti karena ia ingin menjelaskan. Begitu beliau bilang "lanjut", saya mengira beliau menyuruh saya membaca lanjutannya. Ups, ternyata beliau masih menjelaskan. Tapi saya keburu membaca baris berikutnya. STOP. saya berhenti. Goblognya saya, 3 kali si ibu bilang "lanjut", 3 x pula saya "kecelik". Akhirnya sewaktu beliau bilang lanjut yang ke 4 x nya, beliau minta teman sebelah saya yang melanjutkan... Teman saya, hanya tersenyum geli melihat kebodohan saya..
3. Adegan Nyontek Silang. Mencontek.. walaupun terkenal cukup alim, saya pun pernah mencontek. Lucunya cara mencontek yang kami lakukan sangat berbeda. Saya, si B, si C dan si D, duduk depan belakang. Saya dan B, C dan D di bangku depan kami. Saya transfer ujian saya ke B, B transfer ke C, C ke D, dan D ke saya... tiap 5 menit, kami putar kembali, sampai semua terisi. Thanks to si C , kebanyakan dia yang kerja sih!!.. Alhasil, waktu guru melihat gelagat kami, kertas ujian sudah terisi penuh, dan tidak ada bukti yang mencurigakan haha.. Maaf ya pak guru!
4. Adegan Menyontek 1 Kelas Terang-terangan. Guru kabur waktu ujian. Murid-murid pintar. Hasilnya tetaplah sudah budaya kita, menyontek dari buku.. maaf ya pak, yang lalu biarlah berlalu, habis ujiannya terrrllllaaallluuu ...
5. Masuk ke kelas , lihat lihat dulu ada guru yang mengajar tidak! yup, salah masuk kelas.. mungkin beberapa kali terjadi pada diri saya. Waktu itu saya mau menemui sahabat saya di kelas C, dari luar kaca, mereka terlihat santai dan tengah mengobrol. Tidak ada tanda tanda guru. Dengan santai , saya langsung masuk tanpa ketok pintu, berjalan ke tengah menghampiri teman saya. Teman saya kaget dan bingung. Segera saya sadar, saya tengah ditonton seluruh siswa, dan guru bahasa yang bingung melihat saya. Refleks, saya bilang : sori! dan langsung ngibrit keluar dengan tawa ramai anak sekelas. o M g.
6. Saltum! wah, saya sering nih.. salah pake rok.. untung terkadang warnanya sama. Jadi saya cukup duduk dan tidak beranjak dari bangku. Tapi apesnya, hari itu harus menyanyi di muka kelas. Alhasil, saya bawa buku saya, dan saya tutup rok saya... Teman saya jail : " eit, buka donk bukunya, kok ditutupin sih.." Sial.
7. Di-'cing' sama guru. Nah ini dya sebalnya jadi murid. Guru itu selalu menang, apapun resikonya. Lantaran mendapat nilai merah pada ujian agama. Saya jengkel, sebab saya yakin dengan jawaban saya. Anehnya , yang biasa dapat merah malah dapat hijau, yang biasa dapat baik, semua jadi buruk. Saya yakin ada salah kunci jawaban. Alhasil, proteslah saya. Dengan membawa bukti yang ada, saya protes ditemani 2 teman saya, yang agaknya lebih banyak diam dan jadi pendamping saya saja. Sebal sebal. Saya malah dianggap lucu dan b o d o.. Bagai berbicara dngn patung nih.. Akhir semester, tau tau nilai agama saya yang biasanya dapat A , turun jadi B. Dengan sinis si guru menghampiri saya, tersenyum kecut, bertanya berapa nilai saya, bahkan menambahkan, "bagus kan, nilainya?"... Apanya pak? huh.. Sejak saat itu, malas deh protes protes.. ga bakal menang. yang ada cuman sesal..

---bersambung---
Continue reading...

Tawa adalah Obat Terbaik


based on the true story, "The Secret" by Rhonda Byrne

CATHY GOODMAN, KISAH PRIBADI

Saya didiagnosis kanker payudara. Dalam hati, dengan iman yang kuat, saya sungguh percaya bahwa saya sudah sembuh. Setiap hari saya berkata, "Terima Kasih atas penyembuhan saya." Saya mengucapkannya berulang-ulang. "Terima Kasih untuk penyembuhan saya." Dalam hati saya percaya bahwa saya sudah sembuh. Saya memandang diri seakan-akan kanker tidak pernah ada dalam tubuh saya.
Salah sa
tu hal yang saya lakukan untuk menyembuhkan diri adalah menonton setiap film lucu. Dan kami akan tertawa, tertawa, dan tertawa. Kami tidak bisa menambah stres ke dalam hidup saya karena kami tahu stres adalah salah satu hal terburuk yang dapat Anda lakukan ketika Anda berusaha menyembuhkan diri.
Dari saat saya didiagnosis sampai saat saya sembuh, waktunya adalah sekitar 3 bulan. Dan itu sama sekali tanpa radiasi atau kemoterapi.



Dr.Ben Johnson : "Di luar sana ada ribuan diagnosis dan penyakit. Kedua hal tersebut adalah mata rantai yang lemah. Keduanya adalah akibat dari satu hal : stres. Jika Anda memberi tekanan yang cukup pada rantai dan tekanan yang cukup pada sistem, salah satu mata rantai akan putus."
Dr.John Demartini : "Faal tubuh kita menciptakan penyakit untuk memberitahu kita bahwa ada ketidakseimbangan sudut pandang, atau bahwa kita tidak cukup MENCINTAI dan BERSYUKUR. Jadi tanda dan gejala tubuh bukanlah sesuatu yang buruk."

Sudahkah Kita bersyukur dengan keadaan Kita saat ini, apapun yang terjadi ?
Continue reading...

Sabtu, 03 April 2010

Roda yang terus berputar


Suasana karnaval begitu ramai malam itu. Hari itu adalah hari pertama pembukaan circus karnaval yang merupakan satu-satunya hiburan di kota kecil tersebut. Seorang lelaki bertubuh bulat , mengenakan jas kusut dan topi rajutan, membawa sekantong koin untuk bermain Lucky Draw. Lucky Draw ini merupakan permainan populer di kota tersebut. Peraturan permainannya adalah memutar roda Lucky Draw untuk mendapatkan hadiah terbaik yang pernah ada di kota tersebut. Putaran keberuntungan, begitu Mr.Bandit, lelaki bertubuh bulat tadi menamakannya. Hari itu, dengan keoptimisannya yang tinggi, Mr.Bandit mencoba menukarkan 3 koin untuk satu kali memutar.
Trek..Trek..Trek...Tek.. Terdengar roda yang berputar.
Mr.Bandit menutup mata berharap memperoleh hadiah utama berupa rumah impiannya tersebut. Trek.tek.tek. Ups, meleset, tapi Mr.Bandit berhasil mendapatkan sebuah traktor.
Si Penjaga tersenyum dan menyalami Mr.Bandit, "Wah, anda sungguh beruntung! Saya ingin memberi penawaran spesial malam ini. Apakah anda ingin menukar hadiah Anda dengan 1 kali putaran keberuntungan lagi?"
Mr.Bandit berpikir keras. " Traktor.. mm memang aku perlukan untuk mengerjakan lahan, tapi, masih ada hadiah lain yang lebih menggiurkan. Lebih baik aku coba lagi saja!"
Mr.Bandit memutar roda Lucky Draw lebih keras lagi. trek..trek..tek.tek. putaran jarum mengarah pada sapi perah. Si penjaga tetap tersenyum, " Anda memang beruntung hari ini! Hadiah yang anda dapatkan tidak pernah masuk ke lubang jebakan! Bagaimana, saya akan menawarkan 1 kali kesempatan lagi bila anda tidak menyukai hadiah ini. Tapi, hanya 1 kesempatan lagi untuk menukar.."
Mr Bandit kembali berpikir," Sapi perah.... mmm hasil panen sedang tidak menentu, bila ada ternak, tentu akan membantu ekonomi keluarga. Tapi, masih banyak hadiah lain seperti uang dan rumah yang mungkin bisa kudapatkan. Aku akan mencoba lagi."
Roda kembali diputar. trek trek tek tek.. uppss.. putaran masuk ke lubang jebakan.
Si penjaga tersenyum kecut pada Mr.Bandit, "Sayang sekali anda gagal! Seharusnya sejak awal anda ambil kesempatan yang ada.. kesempatan anda buang percuma.."
Mr.Bandit yang telah kehilangan semua koinnya, hanya bisa pulang dengan tangan kosong dan cercaan dari banyak orang.

Ketika kesempatan datang menghampiri Anda, jangan pernah sia-siakan kesempatan tersebut. Menunggu kesempatan itu datang untuk kedua kalinya, bagai menunggu jarum roda berputar di tempat yang sama.
Ketika anda terus menerus mengejar sesuatu yang tidak ada batas kepuasannya, Anda hanya akan mundur selangkah demi selangkah dari harapan Anda.
Ketahuilah batas kemampuan Anda, untuk mencapai impian yang real...
Continue reading...

Cerita Si "KeLingking"


"Ling, ayo, makan malam sudah siap nih! Hari ini mami masak makanan favorit kamu nih! Coba tebak! Ta...raa.. Mie Wonton Spesial! "
Mami sibuk memanggil Ling seraya merapikan peralatan makan di ruang keluarga yang dipenuhi aksen Chinese itu.
Ling duduk di depan meja komputernya. Ia baru saja meluapkan kejengkelannya pada status facebooknya. Dari ruang makan terdengar bunyi gemerincing sendok, garpu, dan mangkok porselen. Aroma sedap Mie Wonton mami sudah tercium dari sudut kamar Ling. Kali ini, Ling tidak segera menghambur keluar kamar. Ling malah membenamkan diri dalam dekapan bantal dan guling, menahan rasa kesal yang tak bisa ia ungkapkan.
Tok..tok.. Mami mengetok pintu kamar Ling dan duduk di sofa empuk di sudut kamar Ling.
"Ling, kamu kenapa sih, ada masalah di sekolah?"
Ling tak kuasa menahan rasa kesal dan menumpahkan kekesalannya itu pada ibunya.
"Aku sebeell banget mi!!" Gadis berusia 13 tahun ini beranjak dari tempat tidurnya dan duduk di sofa bersebelahan dengan ibunya.
"Aku benci sama teman-teman di sekolah , Mi. Aku malas pergi ke sekolah!!"
"Ada apa sih dengan teman-teman kamu? " tanya mami dengan sabar mendengar keluh kesah putri bungsunya itu
" Aku kesal! Anak laki-laki di sekolah selalu memainkan nama aku! Mereka menghina nama keluarga kita , Mi. Mereka ubah ubah nama aku jadi si Kelingking. Kata mereka aku nih cebol, kurus, jelek, dada rata! Belum lagi, gank cewek yang sok centil dan sok kuasa yang suka fitnah aku yang macam-macam, sampai sampai teman-teman yang lain mengucilkan aku di sekolah! Kata mereka , mami nyuap guru supaya aku jadi anak emas dan dapat juara I! Padahal semua itu ngga bener! Huuuh.. Mereka tuh emang minta diinjak-injak deh..! "
Mami berusaha menenangkan Ling, " Sudah..sudah.. ga baik ngomongin orang.. Ling yang sabar yah!"
"Mi, emang aku sejelek yang mereka katakan?"
"Ling, pernah dengar cerita 5 sekawan?"
"Belum, cerita apa itu Mi?"
" Ling , dengarkan cerita Mami yah, dahulu kala Tuhan menciptakan 5 sekawan. Yang paling gendut namanya jempol, yang paling tinggi dan gagah namanya si tengah, yang paling langsing dan manis namanya si manis, ada pula yang pandai menunjuk arah, namanya telunjuk, dan yang paling mungil, namanya kelingking. Nah, suatu ketika si Tengah yang sombong merasa dirinya sanggup memerintah teman-temannya. si Tengah membenci jempol dan kelingking. Baginya mereka adalah beban dan tak berguna. Maka si Tengah meminta si telunjuk dan si manis mengikat jempol dan kelingking. Suatu ketika si Tengah mendapat tugas dari Tuhan untuk mengambil sebuah kitab tebal. Nah, coba Ling gunakan 3 jari Ling untuk mengambil kamus itu.."
" Aduh, mami ini aneh-aneh ajah, mana bisa cuman pakai 3 jari.."
"Nah, itu pula yang dirasakan si Tengah dan kedua temannya, mereka kesulitan tanpa bantuan jempol dan kelingking. Akhirnya mereka melepaskan jempol dan kelingking untuk membantu mereka. Jempol dan kelingking yang murah hati tentu saja mau menolong kawan mereka ini. Dari situlah, mereka selalu bersatu menjadi 1 tangan yang utuh seperti yang kita miliki sekarang."
"Ling, ketahuilah bahwa tiap orang punya kelemahan dan kelebihan masing-masing. Apa yang menjadi kelemahanmu, mungkin adalah kelebihan yang justru dimiliki orang lain. Begitu pula sebaliknya. Tuhan menciptakan manusia, bukan untuk saling membunuh, saling menghina, saling bertengkar, tetapi untuk kita saling melengkapi."
Ling terdiam sejenak. " Tapi ma, apa Ling harus terus menerus diam dan nggak membalas mereka? Itu kan justru membuat mereka merasa menang? "
Mami menatap Ling , " Ling, pernah dengar pepatah diam itu emas kan? Anggap saja dengan diam, kamu mengantongi 1 koin emas di Surga kelak. Setiap orang mengejek dan merendahkan kamu, saat kamu tidak membalas dan justru memaafkan mereka, maka kamu bakal mengantongi banyak koin emas di Surga nanti. Ling mau kan tetap berteman dengan mereka? "
"Mm, aku coba ya , Mi.."
Kriuk..kriuk..perut Ling berbunyi..
"Wah ada yang keroncongan nih, seharian ga mau makan sih!" goda Mami.
"Ayo makaaan!!" Ling berhambur keluar kamar sambil tersenyum lega.
Continue reading...

Tersenyum Di Kala Sedih


Di tengah hiruk pikuk kegembiraan para kontestan yang melaju ke babak berikut, tampak beberapa wajah yang lesu, menahan rasa sedih dan kecewa yang luar biasa akibat penolakan para juri. Seorang gadis remaja berlari sempoyongan. Rambutnya yang panjang berwarna coklat yang diikat ikal seakan menari-nari diterpa angin. Ia berjalan perlahan mendekati papan pengumuman berwarna biru tua yang tengah dikerumuni para kontestan lain. Setelah mencari begitu lama, ia tersenyum. Kontestan yang berada di sebelahnya bertanya , " Kamu masuk 10 besar yah?? " Gadis itu terdiam, kemudian tersenyum dan menggelengkan kepala kepada kontestan tadi. Kontestan tadi bertanya pada sang gadis, " Lalu mengapa kamu terlihat gembira dan antusias ? Aku saja yang ditolak sangat jengkel pada juri-juri itu! " Gadis itu menjawab dengan tenang, " Sudahkah kamu lihat baik-baik kondisi kakiku? " Kontestan tadi mengernyit , melihat ke arah kaki gadis muda itu dan terkejut. Kontestan tersebut langsung berpikir , " Bisa-bisanya gadis ini berani masuk ke kompetisi balerina nasional bermodal kaki yang cacat? "
Seolah menjawab pertanyaan tersebut , si gadis cacat berkata, " Aku memang cacat dan aku punya mimpi yang besar. Aku tahu pasti sulit mengikuti pertandingan ini, tetapi buatku kemenangan dan kekalahan punya prosentase yang sama. Aku hanya tinggal menunggu kesempatan berikutnya untuk memperoleh kemenangan."
Kontestan tersebut terbelalak."Jadi, kamu mau ikut kontes lagi tahun depan, mm, dengan keadaanmu yang ..."
Gadis itu menjawab , "Tentu, selama aku masih sanggup berjuang, aku belum kalah. Kekalahan akan datang ketika kita berhenti berharap dan berjuang. Benar bukan ? Kamu mau kan ikut serta kontes berikutnya?"
Kontestan yang sebelumnya sudah patah semangat untuk ikut kembali lantaran ditolak berkali-kali ini tersentak, dan dengan senyum matang, " ya, aku pasti ikut ! Kita berjuang bersama yah! "
Gadis itu tersenyum seraya melambaikan tangan pada kontestan lain, berjalan tertatih-tatih menuju kedua orang tuanya yang menunggu dengan senyum penuh kebanggaan. Apapun hasilnya, gadis itu tetaplah pemenang bagi kedua orang tua dan sahabat-sahabatnya.

Kegagalan datang ketika Anda berhenti berharap dan berjuang
Continue reading...
 

Setangkup Roti Copyright © 2009 Designed by Ipietoon Blogger Template In collaboration with fifa
Cake Illustration Copyrighted to Clarice