Senin, 23 Agustus 2010

I Write Like...



I write like
Dan Brown

I Write Like by Mémoires, Mac journal software. Analyze your writing!


Wahaha, so happy! But actually it's not valid, because you must put your text in english, and I put it in indonesian language.. But still nice to try it! Would you try to analyze your english writting? LOL
Continue reading...

I'm Having Discussion with Epicurus


Epicurus berkata : "Jika Allah ingin mencegah kejahatan tetapi Ia tidak dapat , maka Ia tidak maha kuasa"

Me: "Kapankah Allah ingin tetapi Ia tidak dapat ? Perlu diingat bahwa Allah maha segalanya, tetapi Dia juga maha baik.

Epicurus berkata: "Jika Ia dapat tetapi tidak ingin, maka Ia tidak maha baik."

Me : "Hmm.."

Epicurus berkata: "Jika Ia dapat dan ingin, mengapa terjadi kejahatan?"

Me: "Sejauh mana batasan maha baik di sini, argumen anda Epicurus hanya sebatas pemikiran manusia, bahwa jika ia maha baik, segala kejahatan di dunia akan dihapuskan. Padahal, kebaikan Allah tercermin dengan memberikan kehendak bebas bagi manusia. Saat manusia mulai kehilangan arah, Allah masih berkenan membantunya kembali dengan ’alarm’ yang terkadang tidak diindahkan manusia. Manusia bebal dan terjerumus. Dan saat terjerumus, andaikan ia mau bertobat dan minta tolong pada Allah, maka Allah akan berkenan menolong. Namun, manusia lagi-lagi seringkali tidak puas dengan pertolongan Allah, dan kembali pada jalan yang sesat. Sekali lagi, Allah yang maha baik masih berkenan menerimanya. Allah terkadang menggunakan berbagai cara yang mungkin terkesan sebagai suatu masalah. Namun dengan adanya masalah, manusia belajar dari kesalahan, dan bisa kembali ke jalan yang benar."

Epicurus berkata : "Lantas Mengapa memanggilnya Allah ?"

Me : "Andaikan saja di dunia terdapat orang yang berkuasa, mementingkan kepentingan banyak orang, contoh saja : Presiden. Kita menyebutnya demikian, bukan sekedar karena kewajiban, tapi bentuk penghargaan kita atas kebaikan dan kemampuannya. Kalau seorang manusia saja yang masih memiliki banyak kekurangan, dapat kita puja seperti itu, apalagi pencipta kita yang maha kuasa, maha baik, sempurna dan tak bercacat, akan kita panggil siapa Dia selain Allah?"


According to my reflection for logic and philosopy class, 2009

Continue reading...

Minggu, 01 Agustus 2010

Great Words from Mother Teresa


People are often unreasonable, illogical, and self-centered; Forgive them anyway. If you are kind, People may accuse you of selfish, ulterior motives; Be kind anyway. If you are successful, you will win some false friends and some true enemies; Succeed anyway. If you are honest and frank, People may cheat you; Be honest and frank anyway. What you spend years building, someone could destroy overnight; Build anyway. If you find serenity and happiness, They may be jealous; Be happy anyway. The good you do today, people will often forget tomorrow; Do good anyway. Give the world the best you have, and it may never be enough; Give the world the best you've got anyway. You see, in the final analysis, it is between you and God; It was never between you and them anyway.
Mother Teresa

The biggest disease today is not leprosy or tuberculosis, but rather the feeling of being unwanted.
Mother Teresa

The hunger for love is much more difficult to remove than the hunger for bread.
Mother Teresa

We ourselves feel that what we are doing is just a drop in the ocean, I think the ocean would be less because of that missing drop. I do not agree with the big way of doing things.
Mother Teresa
A Gift for God

We need to find God, and he cannot be found in noise and restlessness. God is the friend of silence. See how nature - trees, flowers, grass - grows in silence; see the stars, the moon and the sun, how they move in silence…We need silence to be able to touch souls.
Mother Teresa

Please choose the way of peace. ... In the short term there may be winners and losers in this war that we all dread. But that never can, nor never will justify the suffering, pain and loss of life your weapons will cause.
Mother Teresa
Letter to U.S. President George Bush and Iraqi President Saddam Hussein, January 1991

At the end of life we will not be judged by how many diplomas we have received, how much money we have made, how many great things we have done. We will be judged by 'I was hungry and you gave me to eat, I was naked and you clothed me, I was homeless and you took me in.' Hungry not only for bread - but hungry for love. Naked not only for clothing - but naked for human dignity and respect. Homeless not only for want of a room of bricks - but homeless because of rejection.
Mother Teresa

Thank You Mother Teresa, you are truly a gift from God!
Source : http://www.allgreatquotes.com/mother_teresa_quotes.shtml
Continue reading...

Senin, 21 Juni 2010

You Are Special, A Story About Punchinello







It’s a story about Punchinello, a wooden person called a Wemmick. The Wemmicks spend their days putting stickers on each other- gold stars for “good Wemmicks” and dots for not-so good Wemmicks. Punchinello has dots all over him, because he doesn’t have any special skills and is clumsy. Because of his dots, everyone makes fun of him and he begins to feel like an outcast.

Then one day he meets a girl who doesn’t have any stars or dots on her, and he asks her why she is different from all of the other Wemmicks. She explains that she has met Eli, the woodcarver who made the Wemmicks, and she suggests that Punchinello go to visit him.

Punchinello goes to see Eli, and Eli explains that the stars and dots only stick if you let them. And that it doesn’t matter what the people in the town think of him, because Eli, his maker, made him and he thinks Punchinello is special. Punchinello finally understands where his true worth lies, and as he leaves the house, the dots that have caused him so much pain start to fall off.


Video :

http://www.youtube.com/watch?v=CMBpAi30FSE&feature=related

http://www.youtube.com/watch?v=xDeRkX6hhL8&feature=related

http://www.youtube.com/watch?v=9P21fu4NsyI&feature=related

( can't find english version )


Beberapa hari yang lalu waktu aku ikut retret, aku dapet cerita ini. Cerita yang sangat menyentuh dan aku berharap bisa share cerita ini ke teman2 yang lain. Hampir semua dari kita pernah mengalami keadaan seperti ini, di label dan dicap negatif oleh banyak orang yang kemudian membuat kepribadian kita menjadi seperti yang dikatakan oleh orang lain pada kita. Hari ini kita belajar sesuatu, bahwa keberhargaan diri kita tidak dilihat oleh apa kata orang pada kita, tapi apa yang Tuhan katakan pada kita.

Sebuah perumpamaan tentang uang sebesar 100 ribu rupiah yang mulus , fresh, baru, dan bernilai. Ketika uang itu dilipat, diremas-remas, hingga kusut, nilainya tidak berubah bukan? kemudian tidak sengaja terinjak dan terbuang ke got, terbawa angin, kemudian jatuh di kaki seseorang, apakah masih berharga? masih bernilaikah uang itu?

Sama halnya dengan kita. Tuhan menciptakan kita, Tuhan mengenal hati kita luar dan dalam, ketika orang lain tidak bisa menerima kita, Tuhan masih mau lo menerima kita apa adanya, Why? Kita anakNya, kita ciptaanNya yang dibentuk menurut gambar dan rupa Allah, kita sempurna di mataNya.

Now, it's your choice, masih mau mendengar kata2 orla, atau mau seperti punchinello yang datang kepada Tuhan dan menerima kasihNya, dan tidak membiarkan orla menentukan hidup kita. It's your Life, not Them. Dare to stand alone. Tuhan gak mungkin biarkan kita dikucilkan kok, carilah kerajaan Allah, maka semuanya akan ditambahkan bagiMu.


Ketika orang di sekitar kita berbuat hal yang tidak baik, tidak sesuai dengan hati nurani kita, salah di mata Tuhan, maukah kita berbalik dan tidak ikut2an? Walau harus menentang budaya, Tuhan ingin kita berjalan di jalanNya dan bukan jalan yang dibentuk manusia.


Teman, manusia gak ada yang perfect, kita semua punya kelemahan,punya ego, punya benteng dalam diri dan ini adalah sebuah proses kehidupan yang ga pernah berhenti. Jadi, mari kita bersama berjuang mencari kerajaan Surga hingga akhir nanti.

semoga bisa menjadi sesuatu yang membangun yah..



Continue reading...

Kamis, 06 Mei 2010

I Fly Too High


Edile, seorang bocah di dusun Jerami tengah memenuhi karung beras dengan pupuk yang telah diolah oleh ayahnya. Edile begitu bersemangat , berharap dipuji oleh sang ayah karena telah bekerja keras. " Kalau aku isi karung ini hingga penuh, ayah pasti akan memuji aku dan memberi aku hadiah.." pikir Edile sembari tersenyum dan dengan penuh semangat terus mengisi karung hingga penuh.
Karung itu penuh, dan hampir tak bisa diikat lagi. Edile berusaha sekuat tenaga hingga karung dapat tertutup rapat. Saat hendak mengangkat ke truk , Edile yang bertubuh mungil itu tidak mampu menahan beban karung yang 2 kali lipat besar tubuhnya. Edile sempat terjatuh, tetapi karena ingin menyenangkan ayahnya, dia terus mencoba dan akhirnya memutuskan menarik karung sampai ke truk. Goresan demi goresan pada karung memmbuatnya lubang dan robek, menyebabkan segunung pupuk yang tercecer di genangan air tanah. Pupuk larut dan tidak bisa digunakan kembali.
Ayah Edile segera berlari menyelamatkan sebagian pupuk yang masih kering.
Edile hanya bisa menangis. Air matanya menggenang. Matanya tak berani menatap sang ayah.
Ayah Edile menghampiri putra kecilnya itu. " Edile, kenapa kamu isi pupuk itu terlalu penuh? "
Edile dengan terisak menjawab, " mm.. Ayah.. kalau penuh..kan ... ayah bisa dapat uang lebih banyak.. "
"Edile, karung itu punya batas kekuatannya. Janganlah kamu paksa untuk memasukkan lebih banyak dari yang seharusnya. Jika kamu paksa, karung akan rusak seperti tadi.."
"Tapi yah.."
"Edile, jangan mengkhawatirkan hal-hal yang tak perlu kau khawatirkan. Tiap masalah ada jalan keluar dan ada waktu yang tepat. Jangan memaksakan apa yang kau inginkan, tapi bertanyalah apa yang Tuhan inginkan. Tuhan akan berikan apa yang Edile butuhkan pada waktuNya. Edile bersabar yah.."
Edile berhenti menangis, mengusap air matanya, dan kembali tersenyum sambil menatap sorotan mata ayahnya yang hangat.
----------------------------------------------------------------------------------------------------

" Janganlah menuntut terlalu banyak pada diri sendiri, sepintar apapun dirimu, kamu memiliki titik lemah dan batas kekuatan. Jika terlalu banyak tekanan dan tuntutan, kau hanya akan merusak dirimu sendiri, membuatnya berlubang, semakin besar, dan akhirnya roboh."
"Burung gereja yang tidak pernah terbang terlalu tinggi, tiba-tiba ingin terbang layaknya elang."
"Berilah dirimu sedikit sinar kehangatan, siraman air rohani setiap hari, dan pupuk dukungan untuk membiarkanmu tumbuh dan berkembang hingga berakar kuat seperti pohon beringin."
"Tuhan selalu mendatangkan kebaikan bagi manusia. Beri Dia waktu untuk menunjukkanNya hingga selesai. Jangan menginterupsi prosesnya."

Continue reading...

Kamis, 22 April 2010

Pesan Rahasia Sang Secret Admirer


"When you are kind to others, it not only changes you,it changes the world." Harold Kushner

Sebuah amplop surat berwarna biru yang terselip di buku ensiklopedi manusia setebal 5 cm itu mengawali sebuah perubahan paling dramatis di hidupku. Hanya ada sepucuk surat dan beberapa patah kata yang tertulis di sana. Sebuah kata yang memotivasi dan membuatku merasa amat tersanjung. Seberharga itukah diriku? Tanyaku berkali-kali memandang untaian kata indah itu.

" Vita, biru melambangkan laut yang terhampar luas dengan deburan ombak yang kadang tenang dan kadang bergelora. Seperti itulah AKU menggambarkan dirimu "

Amplop berwarna biru yang kupikir hanyalah dari seorang mahasiswa iseng di kampus atau surat dengan salah alamat yang kebetulan bernama sama denganku itu ternyata disusul dengan amplop berikutnya. Sebuah amplop merah muda itu kutemukan jatuh dari dalam tas ku ketika sedang mencoba merogoh ponsel. Kembali terdapat sepucuk surat, dengan untaian kata indah di dalamnya. Siapakah aku hingga si AKU terpesona dengan diriku? Apakah ada orang yang hendak mempermainkan perasaanku? Aku hanyalah mahasiswi kolot, konvensional, sederhana, dan tak ada sedikitpun berkas kecantikan dalam diriku yang kumal dan berkacamata tebal.

" Vita, merah muda melambangkan cinta dan kasih sayang yang terpancar keluar melalui kepedulianmu kepada sesama yang membutuhkan. Betapa kagumnya AKU pada dirimu "

Seolah merasa tersindir, apakah aku mengenal orang ini? Kapankah aku pernah peduli pada sesama? Yang kupedulikan selama ini hanya egoku dan kepentingan diriku pribadi. Aku malu dan takut bergaul dengan sesama. Siapakah sang pujangga AKU ini?

Sebuah amplop berwarna kuning berikutnya tiba-tiba kutemukan di sela-sela buku yang kupinjam dari perpustakaan. Sekali lagi amplop ini memberi diriku perasaan luar biasa. Aku bertanya-tanya dalam hati siapakah pengirim surat ini, dan apa tujuan sebenarnya mengirimkan aku semangat yang berkobar-kobar ini.

" Vita, kuning melambangkan sinar matahari yang menghangatkan hati banyak orang, dan memanaskan api semangat yang berkobar-kobar. Seperti itulah AKU mengagumi pancaran sinarmu "

Kembali, perasaan tak enak muncul dari dalam hatiku. Seolah membuka kenangan lama, kenangan pahit dan menyakitkan yang membuatku memutuskan mengucilkan diri dari pergaulan. Aku semakin mendapat gambaran apa yang ingin disampaikan sang pujangga pada diriku.

Selama seminggu, tidak ada surat yang muncul. Aku bertanya-tanya dan terus berharap kata-kata pujian itu datang menghampiriku yang tengah terpuruk dan kesepian. Akhirnya, seminggu kemudian, surat berwarna abu-abu datang dan membuatku sangat terkejut karena isinya yang tajam dan membuatku malu.

"Vita, abu-abu adalah warna yang tepat untuk menggambarkan situasimu saat ini. AKU kecewa karena kamu tak mampu menetapkan pilihanmu. Putih adalah lambang kemurnian hati. Hitam adalah lambang kesesakan dan amarah. Mana yang akan kau pilih? AKU menunggu "

Teriris rasanya hati ini mendengar kata-kata menusuk yang tepat menggambarkan suasana bimbang dalam hatiku. Siapakah sang pujangga ini, mengapa Engkau begitu mengerti diriku? Lantas mengapa tak kau tolong aku?

Lama merenung, kuputuskan komitmen baru dalam hidupku. Aku mengambil sebuah kertas berwarna putih tebal, kulipat menjadi burung, dan kuterbangkan di lorong kampus yang tengah sepi saat itu. Aku bergumam dalam hati, "Siapapun kamu, pengirim surat rahasia, inilah jawabanku, lihatlah aku! Aku bukan diriku yang dulu lagi, aku sudah lahir kembali untuk menjadi seperti yang Kau ingini."

Sejak saat itu, aku mulai membuka diri dalam pergaulan, menjadi pribadi ramah nan menarik, berusaha menjadi penolong bagi orang lain yang membutuhkan, dan aku... jauh lebih bahagia dari yang pernah aku bayangkan.

Beberapa bulan kemudian, ketika hendak menuju kampus, tiba-tiba berpuluh-puluh balon berwarna putih beterbangan di angkasa. Sebuah senyum kecil mencuat di bibirku. Aku bergumam, " Aku tahu, Engkau melihatku dari atas sana "

Apa yang kita perbuat bagi orang lain, dapat menjadi sumber motivasi bagi orang tersebut dan juga dapat menjadi senjata yang menyakiti orang tersebut? Tentukan pilihanmu.

Ketika kamu menjadi malaikat bagi orang lain, kamu menjadi malaikat bagi dirimu sendiri.

Setiap manusia membutuhkan sosok penyemangat dan pengingat dalam hidupnya untuk mampu mencapai aktualisasi dirinya.


-cerita di atas hanyalah fiktif belaka,bila ada kesamaan nama atau peristiwa maka hanya bersifat kebetulan dan tidak disengaja-

Continue reading...

Senin, 19 April 2010

Memberi dan Menerima


Di sebuah trotoar dekat sebuah bak sampah, duduk seorang pemulung yang tengah beristirahat. Teriknya matahari siang itu membuat kulitnya yang sawo matang tampak semakin gelap, ditambah peluh dan debu yang melekat di wajahnya yang kusam. Pria ini mengangkat topi butut yang dipakainya dan mengibas-ngibaskan ke lehernya untuk memberi sedikit kesegaran. Pria yang mengenakan kaos abu-abu kumal ini kemudian mencari tempat berteduh di bawah pohon, sesekali pria ini menghela napas dan menelan ludah seraya melirik ke arah tukang es lilin yang sedang menjual dagangannya di bawah pohon tersebut. Sadar bahwa dagangannya menjadi perhatian pemulung tadi, tukang es bertanya pada pemulung tadi,"Mau esnya , Pak? Murah kok cuma 500 rupiah ! "
Pemulung itu tersentak kemudian merogoh saku celananya dan mendapati uang koin 500 rupiah. Pria ini memandangi uang koin berwarna emas tersebut, kemudian dikembalikannya ke saku celananya. " Nggak, Pak! Uang saya gak cukup.."
Tukang es heran , lantas bertanya , " Lo, emangnya bapak mau beli berapa, kok ga cukup? "
Pemulung ini menjawab, " Uang 500 ini tidak cukup untuk membeli makanan untuk anak saya di rumah. Lebih baik saya simpan untuk tambahan uang daripada saya belikan minum. Kasihan anak saya nanti.."
Tukang es merasa iba , ia ingat akan anak semata wayangnya yang juga menunggu dirinya di rumah. " Pak, ini saya kasih es lilinnya 2 gratis , buat bapak dan anak bapak di rumah.."
Pemulung tadi terkejut, tapi kemudian dengan senyum berseri-seri ia mengucapkan terima kasih pada tukang es tadi, dan segera berlari menuju gang sempit dekat jalan raya tersebut. Tampaknya tempat tinggal pemulung tadi harus melalui gang kelinci tersebut.
Hari semakin sore, ternyata dagangan tukang es lilin tidak begitu laris hari tersebut. Hari kian mendung, dari pagi hingga sore, es lilin yang terjual hanya 2 biji. Itu artinya, beliau hanya mendapat 1000 rupiah hari ini, sedangkan sisa es lilin yang lain sudah mulai mencair akibat panas terik di siang hari sehingga tidak dapat dijual kembali. " huh.. rugi deh hari ini..1000 rupiah bisa buat beli apa.. Belum lagi Dodot minta dibelikan mainan dan aku janji mau membelikan hari ini.."
Dengan hati yang gundah, tukang es tadi berjalan melewati perkampungan hendak pulang ke rumahnya. Di tengah jalan, beliau melihat gerobak mainan. Tukang es tadi segera menepi dan bertanya pada penjual mainan, " Permisi bu, berapa ya harga mainan mobil-mobilan ini ? "
Ibu itu menjawab, " Oh itu pak, harganya 5 ribu.."
"waduh, bisa kurang gak bu, saya cuma punya 1000 rupiah.." jelas tukang es
Ibu itu kembali menjawab dengan ketus, " Waduh mana bisa kalau cuman seribu pak, bikin aja sendiri kalau begitu! "
Mendapat perlakuan tak enak, tukang es kembali menarik gerobak dan pulang dengan langkah gontai.
Sesampai di rumah, Dodot tengah bermain mobil-mobilan yang terbuat dari kayu, lempeng bekas, roda bekas yang ditarik dengan tali. "Loh, Dodot dari mana kamu dapat mainan ini? Ayo, cepat balikkan ke yang punya.."
"Ini punya Dodot bapak..!! dikasih sama teman baru Dodot yang tinggal di kampung sebelah. Ayahnya pemulung yang biasa mulung di jalan raya. Mainan ini dibuatkan untuk Dodot.. "
"Ya sudah, besok antar bapak ke rumah temanmu yah, bapak mau berterimakasih.."

Keesokan harinya, Dodot dan ayahnya, si tukang es lilin, bersama-sama menuju rumah teman Dodot. Tak disangka tukang es ini bertemu dengan pemulung yang ditolongnya. Menyadari kebaikan hati masing-masing, tukang es segera menyalami erat pemulung tersebut.
Tukang es yang telah menolong pemulung, pemulung kemudian menolong anak kecil yang menangis meminta mainan di depan rumahnya, dan ternyata merupakan anak si tukang es.

Hari ini kita belajar, bahwa dengan memberi sesuatu kepada orang yang membutuhkan, tidak harus berupa barang, tapi juga bisa berupa semangat dan kata, kita menerima sesuatu dari orang lain yang memberikan kebahagiaan dan menjadi semangat baru dalam hidup kita.
Dengan memperhatikan orang lain, kitapun diperhatikan oleh orang lain. Dengan melayani, kitapun dilayani. Saling berbagi kasih dapat memberi inspirasi baru untuk menatap hari depan.
Maukah Anda mengulurkan tangan Anda ?
Continue reading...

Sabtu, 17 April 2010

Thank You


Cilla, anak berusia 4 tahun itu berlarian di halaman rumahnya sambil sesekali mengumbar senyum manis yang membuat pipi cabi-nya memerah. "Cilla, cillla, sini dong, kakak mau kasih permen nih!" kataku kepada anak kecil itu.
Cilla menoleh sembari terkekeh dan berlari kencang ke arahku. "Oop oop.. Stooop..haha" kataku melihat serbuan si centil ini.
"Mana pelmennya, kak??" tanyanya polos dan cadel.
"Nih.. Cilla pilih deh yang Cilla suka, ada stroberi, coklat, pisang, nyam nyam , hehe..." kataku geli melihat mata Cilla yang terbelalak melihat setumpuk permen dalam kaleng yang kubawa.
"Cilla ambil yang ini, Telima kasih kakak.." jawabnya seraya mengambil permen coklat dan berhambur kembali ke halaman, sesekali melambai ke arahku.

Terima Kasih Kakak, 3 kata ini terus terngiang di benakku sepanjang perjalanan pulang dari panti asuhan tersebut. Seorang anak kecil berusia 4 tahun yang dengan polosnya mensyukuri segala hal baik yang didapatnya.

Kata terima kasihnya membuatku sadar bahwa aku hampir tidak pernah berterima kasih. Yang kulakukan tiap hari hanyalah mengeluh dan mengeluhkan setiap keadaan dan permasalahan yang kuhadapi. Aku menghindar, mencari pembenaran dengan menipu diriku sendiri. Rasanya benar kata - kata para pujangga, ketika kita semakin dewasa, ketika kita semakin tahu, ketika kita sudah ternoda dengan keinginan duniawi kita, kita lupa.. lupa untuk melihat pada pencipta kita.

Aku tersenyum, apa salahnya berterima kasih? Apa sulitnya mengungkapkan kata tersebut ?
Di balik semua masalah yang terjadi, aku percaya Tuhan merancangkan segala sesuatu yang mendatangkan kebaikan bagi kita anakNya, dan Dia lakukan semua pada saat yang tepat, pada waktuNya. Maukah kita bersabar sedikit lagi, dan kembali bersyukur padaNya?

------------------------------------------------------------------------------

penulis hendak berterimakasih kepada :
-Tuhan, yang seringkali aku menyalahkanNya
- teman-teman kampus yang selalu caring dan supporting, tanpa kalian tahu.
-orang tua yang sabar meladeni keluhan penulis
-para dosen yang humoris, killer, strict, dan aneka ragam tipe
-saudara dan sahabat
-konselor yang pernah didatangi penulis
-dokter yang pernah merawat penulis
-orang orang yang memuji dan yang mengkritik
-orang-orang yang pernah menyakiti dan merendahkan penulis
-orang-orang populer dan para motivator , penulis buku, inspirator
-orang-orang cacat
-anda yang membaca tulisan ini
-semua orang di luar sana..
Thank You
Continue reading...
 

Setangkup Roti Copyright © 2009 Designed by Ipietoon Blogger Template In collaboration with fifa
Cake Illustration Copyrighted to Clarice