Kamis, 06 Mei 2010

I Fly Too High


Edile, seorang bocah di dusun Jerami tengah memenuhi karung beras dengan pupuk yang telah diolah oleh ayahnya. Edile begitu bersemangat , berharap dipuji oleh sang ayah karena telah bekerja keras. " Kalau aku isi karung ini hingga penuh, ayah pasti akan memuji aku dan memberi aku hadiah.." pikir Edile sembari tersenyum dan dengan penuh semangat terus mengisi karung hingga penuh.
Karung itu penuh, dan hampir tak bisa diikat lagi. Edile berusaha sekuat tenaga hingga karung dapat tertutup rapat. Saat hendak mengangkat ke truk , Edile yang bertubuh mungil itu tidak mampu menahan beban karung yang 2 kali lipat besar tubuhnya. Edile sempat terjatuh, tetapi karena ingin menyenangkan ayahnya, dia terus mencoba dan akhirnya memutuskan menarik karung sampai ke truk. Goresan demi goresan pada karung memmbuatnya lubang dan robek, menyebabkan segunung pupuk yang tercecer di genangan air tanah. Pupuk larut dan tidak bisa digunakan kembali.
Ayah Edile segera berlari menyelamatkan sebagian pupuk yang masih kering.
Edile hanya bisa menangis. Air matanya menggenang. Matanya tak berani menatap sang ayah.
Ayah Edile menghampiri putra kecilnya itu. " Edile, kenapa kamu isi pupuk itu terlalu penuh? "
Edile dengan terisak menjawab, " mm.. Ayah.. kalau penuh..kan ... ayah bisa dapat uang lebih banyak.. "
"Edile, karung itu punya batas kekuatannya. Janganlah kamu paksa untuk memasukkan lebih banyak dari yang seharusnya. Jika kamu paksa, karung akan rusak seperti tadi.."
"Tapi yah.."
"Edile, jangan mengkhawatirkan hal-hal yang tak perlu kau khawatirkan. Tiap masalah ada jalan keluar dan ada waktu yang tepat. Jangan memaksakan apa yang kau inginkan, tapi bertanyalah apa yang Tuhan inginkan. Tuhan akan berikan apa yang Edile butuhkan pada waktuNya. Edile bersabar yah.."
Edile berhenti menangis, mengusap air matanya, dan kembali tersenyum sambil menatap sorotan mata ayahnya yang hangat.
----------------------------------------------------------------------------------------------------

" Janganlah menuntut terlalu banyak pada diri sendiri, sepintar apapun dirimu, kamu memiliki titik lemah dan batas kekuatan. Jika terlalu banyak tekanan dan tuntutan, kau hanya akan merusak dirimu sendiri, membuatnya berlubang, semakin besar, dan akhirnya roboh."
"Burung gereja yang tidak pernah terbang terlalu tinggi, tiba-tiba ingin terbang layaknya elang."
"Berilah dirimu sedikit sinar kehangatan, siraman air rohani setiap hari, dan pupuk dukungan untuk membiarkanmu tumbuh dan berkembang hingga berakar kuat seperti pohon beringin."
"Tuhan selalu mendatangkan kebaikan bagi manusia. Beri Dia waktu untuk menunjukkanNya hingga selesai. Jangan menginterupsi prosesnya."

0 komentar:

 

Setangkup Roti Copyright © 2009 Designed by Ipietoon Blogger Template In collaboration with fifa
Cake Illustration Copyrighted to Clarice